Selasa, 04 Agustus 2009

Golkar bukan partai oposisi? (sebuah opini) oleh: abdul muin angkat



Mungkinkan golkar bisa ditarik kearah gerakan oposisi?
Partai golkar yang senatiasa berada pada posisi tengahan (median position) dan menjadi perantara (mediating and moderating force) diantara semua kelompok politik, sekaligus non sektarian dan non diskriminatif - - adalah sikap moderat yang dianut sejak Pemilu 1971 dimana "sekber golkar" berubah menjadi golkar. Pada saat sekber golkar memenangkan pemilu 1971 dengan 62,8%, di dalamnya masih bercokol kelompok induk organisasi (kino) seperti kosgoro, soksi, mkgr dalam keanggotaan yang bersifat massif merupakan kekuatan grass root yang patut diperhitungkan.

Satu hal saja mungkin yang selalu menjadi momok yang tidak disukai oleh pengurus lainnya adalah sikap kritis kino dan sifat gerakan yang merakyat yang terpatri dalam pedoman perjoangan (pada saat itu ketua umum kosgoro mas isman menunjuk salah satu perwakilan kosgoro duduk sbg ketua dpp sekber-golkar), dan ketika pada perjalanan selanjutnya keanggotaan golkar menjadi perorangan, maka sedikit demi sedikit pengaruh kino makin melemah secara struktural, dan dimulailah konflik internal secara terselubung untuk merebut pengaruh siapa yang menjadi leader. Tradisi kemenangan golkar sebagai partai pemerintah selama orde baru, sukar ditandingi partai lainnya apalagi kewenangan sebagai ketua dewan pembina sekaligus presiden Suharto nyaris sempurna memenangkan pemilu setiap lima tahunan karena di topang oleh abri, pns serta ormas pendukung.

Gebrakan partai yang penuh kontroversi

Sebagai partai yang berwawasan kesejahteraan golkar berjuang untuk mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan, akan tetapi pada kenyatannya pemerintah tetap dibiarkan menjalankan paham liberalisme-kapitalisme. Kebijakan kebijakan golkar lewat fraksi terbesar di parlemen tidak pernah maksimal memperjuangkan dan membela kepentingan rakyat. Misalnya contoh konkrit tentang kebijakan menaikkan harga bbm, justru disampaikan sendiri oleh ketua umumnya. Tentang kebijakan liberalisasi pendidikan di indonesia yaitu undang undang badan hukum pendidikan, yang mendapat kecaman dari berbagai elemen masyarakat, dan tergerusnya calon mahasiswa pandai tapi tidak mempunyai kemampuan finansial untuk masuk perguruan tinggi negeri yang kala itu biayanya masih terjangkau sekarang menjadi pendidikan elitis yang hanya bisa diduduki oleh orang orang kaya kota.

Hal lainnya yang sangat strategis adalah soal hutang, yang ditengarai setiap tahunnya bertambah 100 triliun rupiah dibawah presiden SBY. Sekarang hutang total menjadi 1700 triliun rupiah. Ini artinya setiap anak yang lahir ke bumi indonesia langsung berutang 7 - 8 juta perjiwa, dan untuk meloloskan hutang kepada badan badan dunia, sekarang tidak perlu dimufakati oleh 3(tiga) komisi di DPR, cukup satu komisi saja dan anehnya pembicaraan ini nyaris tidak terdengar oleh publik, dan penggunaannya untuk apa? Hasil temuan BPK mengatakan bahwa pemanfaatan hutang salah dan menyerukan hentikan hutang- - moratorium.

Kalau diurai satu persatu tanggung jawab golkar kepada rakyat seyogianya berbanding lurus dengan tanggung jawab kepada negara karena filosofi kerakyatan yang yang dianut oleh kino pendiri golkar adalah pengabdian seluas samudra, dan kerakyatan yang solider terhadap kehidupan rakyat yang miskin, menderita ; dan mereka adalah para petani, nelayan,buruh, karyawan yang pantas diangkat kehidupannya untuk menikmati hasil kemerdekaan yang sudah berusia 64 tahun. kekaryaan fungsional yang berbasis eka karya yaitu gotong royong adalah untuk mencapai negara kesejahteraan sesuai tujuan negara yang termaktub di dalam pembukaan uud 1945.

Sekali lagi mengenai pasal 33 ayat 4, 5 kenapa ayat ini harus ditambahkan atau diamandir? bukankan dengan penambahan ayat 4,5 pelaksanaan pasal 33 menjadi tidak murni? karena pada praxis pelaksanaannya harus menunggu disusunnya UU tentang perekonomian nasional? Bukankah fraksi golkar telah lari dari komitmen kerakyatannya sekaligus komitmen konstitusi karena membiarkan pasal 33 di obok-obok partai lainnya?

quovadis partai golkar?

Partai golkar telah melenceng jauh dari garis perjoangan sekber golkar yang melahirkannya, kiasan golkar dekat dihati rakyat hanya pemanis bibir. Golkar telah dipenuhi kader " jenggot" yang mengakar keatas, lebih senang menempel kepada kekuasaan, daripada berjuang dilapis terbawah rakyat kecil, kaum profiteurs politik telah lama bercokol di partai ini tanpa pengawasan dari dewan penasehat partai yang seyogianyaadalah pimpinan kino pendiri partai yaitu kosgoro, soksi dan mkgr. Sekarang tampaknya pengaruh wibawa dewan penasehat tidak terasakan sampai ketingkat bawah.

Terlalu lama menjadi "Partai Penguasa" yang selalu menempatkan kadernya dijajaran kabinet pemerintahan, menjadikan Golkar lemah dalam mengkritisi dirinya sendiri. Sepanjang perjalanan parlemen Orde Baru, setiap anggota fraksi hanya bertugas untuk mencari pembenaran terhadap kebijakan fraksi yang telah di stel , sedangkan yang dicari hanya proposisi ilmiah untuk mendukung alasan alasan berdasarkan literatur yang tersedia, untuk mengamankan kebijakan pemerintah tersebut.

Pseudo demokrasi yang telah lama berakar di dalam perjalanan kekuasaan orde baru, menjadikan suatu penyakit yang susah disembuhkan. Bagaimana mungkin seorang anggota fraksi yang menjadi perpanjangan partai, harus "di baiat" dahulu agar mematuhi tata aturan internal untuk bersikap sedikit bicara tidak perlu kritis karena sudah tersedia pemangku tugas seorang "juru bicara"?

Kembali kepada pertanyaan, apakah mungkin Golkar menjadi oposisi? Sejauh pengertian "oposisi" merupakan partai penentang dan mengkritik setiap kebijakan politik partai pemerintah, jawabannya tentu "tidak"! apalagi pasca Munas Partai Golkar telah disediakan posisi-posisi strategis menduduki jabatan menteri di dalam jajaran kabinet. Tetapi apabila sikap "oposisi" dilakukan secara elegan ditrasformasikan dengan sikap kritis, berani menolak tawaran "kekuasaan", terbuka disertai konsepsi dan "komitmen kerakyatan" yang tinggi, barangkali Partai Golkar akan mendapatkan nilai tambah dan kepercayaan baru dari "konstituen".

Diperlukan suatu gerakan reformasi total terhadap partai golkar kedepan yaitu kembali ke khittah dengan memberdayakan kembali orsosmasinal/orsinalmas sebagai basis kekuatan penggerak grass root yang militan dan progresif, agar label partai golkar tidak hanya digunakan oleh orang seorang untuk survive individual di bidang politik, tapi tidak menyentuh kepentingan rakyat sehingga rakyat selalu merasa jauh dari golkar yang dahulu sangat mempercayainya.

Masihkah ada rasa cinta dihati rakyat? Bukankah ketua ketua partai sibuk berkumpul di jakarta tapi tidak pernah menghidupi mesin politiknya di daerah, untuk merangkul rakyat untuk menjaga harga diri ketua umumnya? dan ternyata dibiarkan sendirian? Oleh karena itu kekuatan radikal (radix = akar) golkar di basis basis organisasi harus diberdayakan secara optimal sejak dini, agar kebanggaan sebagai kader territorial desa (karakterdes) dikembangkan kembali dengan tenaga tenaga muda potensial yang siap membesarkan kekuatan maha karya golkar sebagai pembela rakyat (tani, nelayan, buruh karyawan,koperasi. Perubahan partai golkar bukan hanya menjadi partai mandiri, demokratis, mengakar dan mempunyai rasa solidaritas internal yang tinggi, akan tetapi mampu secara internal melakukan pembaruan menata kembali hubungan kelembagaan antara orsosmasinal dan orsinalmas khususnya organisasi pendiri, secara lugas, jujur dan terbuka.

Masihkah punya pengharapan untuk bangkit?

Dengan kondisi perolehan suara pemilu hanya 14 % , apakah golkar masih mampu ber eksperimen untuk memenangkan dan merebut hati rakyat yang sudah kecewa terhadap perilaku kader golkar di DPR? atau apakah tahun 2014 golkar akan kehilangan legitimasi rakyat dan terancam terpuruk menjadi partai papan tengah hanya didukung 5 sd 7 % pemilih? ya semua serba mungkin di dalam permainan politik, vox dei vox populi suara rakyat adalah suara tuhan. Saya masih punya keyakinan seandainya pada munas golkar yad, kader kader muda terbaik yang berbasis organisasi pendiri ditempatkan sebagai leader besar kemungkinan partai ini masih punya harapan, tentunya sikap legowo dari para pinisepuh dan para senior, akan memberi angin segar terhadap pembaruan organisasi, struktural maupun program kerja khususnya strategi baru tahun 2014.

Sebaliknya apabila golkar bersikap lupa kacang akan kulitnya maka golkar akan kehilangan jati diri kehilangan sub ideologi karena sudah dirasuki pemikiran pemikiran liberal, materialisme, hedonisme dan sayangnya hanya berani berlindung dibawah ketiak penguasa dengan melakukan deal deal tertentu untuk mendapatkan kursi kabinet. Ibarat kehadiran imajiner, machiavellis "sang penakluk dan pemain politik" kesohor di republik Florence di italia utara ratusan tahun yang lalu, lebih senang bergumam; The end justified the mean", ajakannya selalu, marilah berpolitik tanpa hati nurani.




7 komentar:

  1. Golkar menjadi parpol oposisi sah-sah saja, karena oposisi bukanlah untuk mengecilkan kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa, tetapi untuk selalu meluruskan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan keadaan kesejahteraan masyarakat.

    NPM: 2008-40-039

    BalasHapus
  2. Golkar mungkin tidak akan pernah menjadi oposisi karena peranan politiknya selalu menjaga check and balances didalam pemerintahan dan parlemen.

    BalasHapus
  3. Golkar itu partai klasik dan berpengalaman walaupun pada Pemilu kemarin hanya memperoleh 14% suara, tapi dengan diadakanya munas tahun ini diharapkan mampu mencari sosok pemimpin muda yang mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada partai ini

    NPM : 2008-40-015

    BalasHapus
  4. Maria Carolina Ismiyati30 Agustus 2009 pukul 22.05

    Partai Golkar adalah partai yang besar dan berpengalaman, sehingga sebaiknya partai Golkar tidak menjadi partai oposisi tetapi ikut duduk dalam pemerintahan, karena Partai Golkar memiliki pengaruh dan peranan yang cukup besar dalam pemerintahan selama ini.

    BalasHapus
  5. Maria Carolina Ismiyati30 Agustus 2009 pukul 22.06

    Partai Golkar adalah partai yang besar dan berpengalaman, sehingga sebaiknya partai Golkar tidak menjadi partai oposisi tetapi ikut duduk dalam pemerintahan, karena Partai Golkar memiliki pengaruh dan peranan yang cukup besar dalam pemerintahan selama ini.

    Maria Carolina Ismiyati (NPM: 2008-40-050)

    BalasHapus
  6. Golkar merupakan partai besar pada masa orde baru, tapi sekarang simpatik masyarakat untuk memihak partai golkar turun drastis (14% pada pemilu 2009), hal ini dikarenakan para pemimpin partai yang haus kekuasaan dan hanya memanfaatkan partai untuk kepentingan pribadi. Reformasi total partai golkar sangat diperlukan dengan cara regenerasi kepemimpinan, jika tidak masa depan Partai Golkar akan suram. Kedepan diharapkan partai golkar dapat berjaya kembali, partai yang memperjuangkan kepentingan publik.

    Nurlianie/NPM. 2008-40-041

    BalasHapus
  7. Irwan.R.Ujung 2005-40-066

    Dalam politik semua bisa saja terjadi. Dari lawan politik menjadi teman, atau sebalikya dari teman menjadi lawan politik.
    Tetapi yang terpenting adalah dimana para parpol meletakkan kepentingan negara dan masyarakatnya bila sudah mendapat dukungan dari rakyat?
    mungkin didalam pemilu yang baru saja usai partai golkar kalah, tapi dalam kenyataannya partai golkar tetap "menang", mengapa? karena kader-kader yang ada di dalam partai golkar memiliki KSA(knowledge,skill,attitude).sehingga, walaupun kalah dalam pemilu tetapi kader golkar tetap layak duduk dipemerintahan untuk memajukan bangsa ini dan memakmurkan rakyatnya.
    jadi, untuk 100% oposisi kemungkinan besar tidak mungkin. karena bila untuk kepentingan rakyat dan negara pastilah golkar akan mendukung penuh sesuai dengan semboyannya PKS (pengabdian, kerakyatan dan solidaritas), tetapi bila tidak untuk kepentingan rakyat maka golkar akan menjadi oposisi.Maju terus demi bangsa dan negara.

    GBU Indonesia

    BalasHapus