Selasa, 24 November 2009

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN


Oleh: Abdul Muin Angkat

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Krisis multi dimensi yang dimulai 10 tahun yang lalu tidak terlepas dari ‘Nation and Character Building’ yang terlupakan semenjak 32 tahun pemerintahan Orde Baru, dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Pemimpin yang tidak dibekali landasan karakter ternyata berdampak negative terhadap pembangunan nasionalisme yang berbasis kesejahteraan rakyat. Terjadinya degradasi moral dikalangan elite politik menjadikan Indonesia terpuruk disemua bidang kehidupan, harapan agar rakyat terlepas dari dera kemiskinan semakin jauh. Secara tegas Mendiknas Prof. Dr. Bambang Sudibyo pada Dialog Nasional Mahasiswa tahun 2006, di Jakarta mengatakan “ternyata pendidikan yang di arahkan kepada domain kognitif saja gagal meningkatkan martabat manusia”. Oleh sebab itu diperlukan strategi baru agar pendidikan secara holistic dapat diadopsi oleh kurikulum di sekolah dan perguruan tinggi, sehingga ada keserasian antara peningkatan IQ, EQ dan SQ.

Pasca reformasi ternyata praktek praktek Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) merajalela disemua lapisan masyarakat, tidak terkecuali di Badan Legislatif, eksekutif maupun judikatif. Istilah ‘korupsi berjamaah’ yang dikenal pertama kali ketika puluhan orang anggota DPRD Tk I Sumatera Barat secara beramai ramai di tuntut di muka Pengadilan karena menggunakan anggaran APBD secara tidak proporsional, diselewengkan untuk kepentingan diri sendiri. Sejak itu kasus demi kasus di seluruh tanah air tidak terlepas dari berita keterlibatan para Bupati, Walikota bahkan sampai kepada Gubernur dan Menteri Kabinet yang dihadapkan kepada sidang Pengadilan Negeri, karena tuntutan korupsi - - dan mereka terpaksa mendekam di bui, dipaksa masuk penjara- - - untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kasus anyar korupsi kembali terjadi ketika seorang anggota komisi III DPR-RI digelandang ke Bui oleh Pemda Banten pada bulan Nopember 2009.

Di dalam Buku Kepemimpinan dan Manajemen, Miftah Toha menguraikan contoh bahwa seorang pemimpin adalah seorang ‘penggembala’, dan setiap penggembala akan ditanyakan tentang perilaku penggembalaannya. Seorang pemimpin lebih banyak bekerja daripada berbicara, lebih banyak memberikan contoh-contoh baik dalam kehidupannya daripada berbicara besar tanpa bukti ; dan lebih banyak ber-orientasi kepada bawahan dan kepentingan umum daripada berorientasi kepada kepentingan diri sendiri. Sejarah mencatat bahwa Iskandar Zulkarnaen adalah seorang penggembala yang agung dan tangguh dari sejarah masa lalu Macedonia.

Iskandar yang Agung mampu menggerakkan rakyatnya untuk membangun Negara dengan falsafah kepemimpinan yang cukup sederhana tapi ampuh. Suatu ketika tentara Iskandar ini hampir berontak, tak tahan menahan dahaga di padang pasir. Ditengah-tengah kedahagaan itu didapatkan sebuah kendi besar berisi air. Ternyata kebutuhan air untuk Tentara yang berjumlah ribuan tersebut sangat besar sehingga kalau dibagikan tidak akan mencukupi. Kemudian ‘Sang pemimpin’ mengambil langkah yang controversial. Air dalam kendi tersebut dituangkan kepasir, karena tidak mungkin dibagi secara adil. Setelah itu Tentara tidak jadi berontak, justru tindakan Iskandar Zulkarnaen itu, membakar semangat tentaranya meneruskan perjuangan.

Berbicara tentang ‘pemimpin’ dan kepemimpinan sangat menarik untuk dipelajari akan tetapi sulit untuk menirunya. Berbagai pemimpin yang sukses dan ternama tetapi banyak juga yang gagal. Begitu sulitkah mencari pemimpin yang baik dan memenuhi persyaratan dan mampu membawa kejayaan kepada rakyat yang dipimpinnya atau kepada pengikut-pengikutnya?

Apa yang terjadi kepada seorang ‘pemimpin’ dan atau ‘kepemimpinan’? Siapakah Pemimpin yang baik menurut organisasi modern? Bagaimanakah kepemimpinan yang berhasil? Bagaimana kepemimpinan yang efektif? Dan lebih jauh lagi bagaimana mengukur tanggung jawab seorang pemimpin dan sekaligus menjadi Insan yang ber akhlak mulia, dan mempunyai moralitas yang tinggi? Tulisan ini akan berusaha menggali seluruh informasi dari berbagai sumber.

Kemampuan untuk memberikan contoh dan tauladan didalam satu kepemimpinan merupakan faktor penting yang harus dipunyai oleh seorang manajer. Dan apabila Organisasi dapat mengidentifikasi serta menyiapkan kualitas-kualitas personal yang berhubungan dengan kepemimpinan, dan sekaligus dapat mengidentifikasi perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan yang efektif, ini berarti merupakan sumbangan yang sangat penting untuk memperkaya khasanah dan sumberdaya insani secara komprehensif.

Identifikasi Masalah

Di dalam satu organisasi, pemimpin dibagi 3(tiga) tingkatan yang tergabung sebagai manajemen members yaitu; 1) manajer puncak (Top manager); 2)Manajer menengah (middle manager); 3) manajer bawahan ( lower manager/supervisor). Seorang ‘pemimpin’ mempunyai keterampilan menajemen (managerial skill) maupun keterampilan teknis (technical skill) Semakin tinggi kedudukan seorang manajer, atau pemimpin dalam organisasi maka semakin menonjol keterampilan manajemen, karena aktivitas yang dijalankan bersifat konsepsional. Malayu dalam Manajemen SDM menjelaskan seorang pemimpin harus menyadari, bahwa dinamika suatu organisasi yang diletakkan di pundaknya seyogianya di dalam pelaksanaan di delegasikan kepada bawahan. Munculnya suatu kreativitas pemimpin kadang kadang pada saat yang tidak diduga oleh sebab itu perlu kiat untuk mengatur suasana kerja yang dibarengi dengan penyisihan waktu yang cukup untuk menggagas ide-ide, atau konsep pengembangan organisasi yang bisa di operasionalkan.

Apa yang di maksud sebagai ‘du characteristic’ oleh Malayu adalah apabila pihak bawahan menerima wewenang dari atasan, tetapi pada saat yang sama atasan tersebut tetap memiliki wewenang dimaksud. Sama hal nya apabila desentralisasi wewenang diterapkan, maka sebagian kecil wewenang dipegang pimpinan, sedangkan sebagian besar kekuasaannya didelegasikan kepada bawahannya. Dengan kepercayaan pimpinan kepada bawahan maka sebenarnya waktu untuk merencanakan, mangarahkan dan mengawasi bawahan lebih berjalan efektif, sehingga sifat pendelegasian wewenang tersebut dapat juga diartikan sebagai ‘du characteristic’

Seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan memberikan keteladanan kepada bawahan, pimpinan sangat berperan merubah disiplin dan menjadi contoh yang baik bagi karyawan; seperti bersikap jujur, adil, dan konsisten. Menurut Siagian (1994), Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang, sedangkan ‘pemimpin’ merupakan orang yang diakui dan diterima oleh orang lain atau kelompok sebagai pribadi yang mempunyai kemampuan tersebut. Ada dua pendapat yang saling bertentangan tentang kelahiran seorang pemimpin.

Pertama, mengatakan bahwa seorang pemimpin ‘dilahirkan’ karena adanya bakat-bakat kepemimpinan yang merupakan talenta seseorang secara khas. Secara praxis, eksistensi seorang pemimpin yang efektif, berbanding lurus dengan adanya bakat sejak lahir yang dipunyainya. Sedangkan pandangan kedua mengatakan bahwa pemimpin merupakan ‘hasil tempaan dan bentukan’ dari lingkungan sekitarnya. Penempaan dan penumbuhan efektifitas kepemimpinannya didapatkan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, sehingga seseorang yang diarahkan secara intensif dapat menemukan dirinya sebagai pemimpin yang efektif.

Menurut Siagian (1994), paradigma kepemimpinan yang efektif harus di dasarkan kepada dua pandangan diatas sehingga seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila tercakup 3(tiga) hal yaitu: 1) Secara genetis telah memiliki bakat kepemimpinan; 2) Bakat tersebut dikembangkan melalui jabatan yang di emban; 3) Ditopang oleh pengetahuan teoritis di dalam pendidikan/pelatihan kepemimpinan.

Di dalam organisasi selalu ada hubungan yang bersifat formal, maupun informal. Hubungan formal melahirkan organisasi formal, sedangkan hubungan informal melahirkan organisasi informal. Kepemimpinan formal adalah adalah kepemimpinan yang resmi, yang diangkat dalam satu jabatan tertentu. Efektivitas kepemimpinan informal tergantung daripada pengakuan kepemimpinan seseorang. Beberapa kriteria diantaranya menyangkut hal sebagai berikut: a) kemampuan memikat hati orang lain; b) kemampuan berkomunikasi dan membina hubungan; c) penguasaan tentang tujuan organisasi, dan pencapaian target dari kegiatan operasional; d) kompetensi keahlian tertentu yang tidak dipunyai orang lain.

RUMUSAN MASALAH

Pemimpin adalah seseorang yang diberi kepercayaan untuk mengemban satu tanggung jawab sehingga dia merupakan panutan dan tauladan yang mempunyai moralitas yang tinggi, jujur, berani dan dapat mengayomi orang banyak. Seorang Pemimpin merespons tuntutan zaman, menggerakkan tranformasi social politik secara partisipatif. Pemimpin adalah seseorang yang memegang peranan kunci, dominasi dan pengaruh.

Kepemimpinan adalah merupakan satu kesatuan system yang diaktualisasikan guna memperbaiki serta mempengaruhi perikehidupan seseorang atau sekelompok orang di dalam masyarakat agar tercapai kualitas kehidupan yang lebih baik, sejahtera, aman dan bermartabat dan ber keadaban. Salah satu system yang sangat mempengaruhi adalah system nilai, etika, watak, moral dan visi yang melekat kepada kepribadian sang pemimpin sehingga mampu menyelesaikan tanggung jawab dan tugasnya secara etis-moral.

Manajer adalah seorang pimpinan yang mempunyai kompetensi manajemen di dalam suatu perusahaan untuk melakukan fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi motivasi sera fungsi pengawasan agar Perusahaan tersebut secara efektif berjalan baik untuk meraih keuntungan dan produktivitas yang tinggi.

Mengapa seorang pemimpin tidak menjalankan misi nya secara bertanggung jawab, jujur dan tidak melawan hati nuraninya? Mengapa watak, budi luhur, moralitas dan jati diri personal seorang pemimpin atau yang diamanatkan sebagai ‘penyelenggara negara’ tidak menjalankan amanah secara konsekwen?.


II. PEMBAHASAN

Fungsi dan Ciri Pemimpin yang efektif

Pandangan moderat dari Siagian yang memadukan ciri pemimpin yang dilahirkan karena bakat genetis dan karena tempaan pendidikan dan pelatihan, menjadikan pengembangan seorang pemimpin yang efektif lebih diarahkan kepada proses pematangan kepemimpinan sehingga mempunyai pengalaman baik di dalam jabatan maupun proses interaksi dengan masyarakat. Pengakuan terhadap seorang pemimpin sejati dimulai dari adanya penerimaan sukarela dari pihak yang dipimpin. Dibawah ini akan dikemukakan perbedaan antara pemimpin dan yang non pemimpin

Pemimpin:

1. Memberikan inspirasi kepada bawahan

2. Menyelesaikan pekerjaan dan mangarahkan pengembangan staf.

3. Memberikan contoh kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan.

4. Menerima kewajiban-kewajiban

5. Memperbaiki segala kesalahan atau kekeliruan.

Non pemimpin:

1. Memberikan dorongan kepada bawahan

2. Menyelesaikan pekerjaan dan mengorbankan bawahan

3. Menanamkan perasaan takut kepada bawahan dan memberikan ancaman

4. Melimpahkan kewajiban kepada orang lain

5. Melimpahkan kesalahan pada orang lain apabila terdapat kekeliruan

Berbagai pendapat tentang pemimpin dan kepemimpinan dikemukakan oleh para ahli, namun dari berbagai macam literatur tidak ada kesepakatan tentang hal tersebut. Beberapa definisi yang dikemukakan itu dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor pada abad ke 20 dan berkembang menjadi suatu ilmu kepemimpinan yang menyatakan; Kepemimpinan tidak lagi didasarkan pada bakat dan pengalaman saja, akan tetapi sudah jauh bergeser kepada perencanaan pelatihan calon calon pemimpin, melalui penyelidikan, percobaan, analisis, supervisi serta sifat sifat unggul lainnya agar mereka berhasil dalam tugasnya.

Dalam hal ini pemimpin mengacu kepada orangnya (manusia) sedangkan kepemimpinan terutama mengacu kepada sifat, gaya, perilaku dan seni yang digunakan untuk memimpin. Fungsi utama seorang pemimpin adalah mengambil keputusan (decision making) merujuk pandangan Lawrence R, jauch and William F. Glueck, di dalam Tjutju Yuniarsih dan suwatno, Manajemen Sumber Daya Manusia ada 5 aspek penting yang menjadi indikator kunci dalam pengambilan keputusan stratejik yaitu;

a. Rasionalitas. Hal ini dapat diukur dari sisi manfaat maksimum, ketepatan pemilihan alternative, kepastian penetapan skala prioritas, dalam merealisasikan visi missi organisasi.

b. Relevansi. Hal ini dapat diukur dari tingkat kesesuaiannya dengan tujuan dan kebutuhan organisasi.

c. Kepuasan. Hal ini dapat diukur dari tingkat penerimaan stakeholders, yang merupakan dampak positif dari keputusan, dan komitmen terhadap implementasi.

d. Fleksibilitas. Hal ini dapat diukur dari kesesuaiannya dengan situasi dan tingkat kemampuan beradaptasi dengan perubahan.

e. Komprehensif. Hal ini dapat diukur dari keluasan cakupan permasaalahan yang dapat diatasi.

Secara lebih rinci fungsi pemimpin dalam pengambilan keputusan terutama dikaitkan dengan kebutuhan untuk; a) menetapkan berbagai kebijakan yang dapat memotivasi lahirnya inovasi; b) menganalisis berbagai situasi yang dihadapi organisasi, untuk mendapatkan solusi bagi upaya pengembangan dan sustainability; c) mengorganisasikan partisipasi kelompok untuk terciptanya kerjasama (kolaborasi); d) menetapkan mekanisme dan standar prosedur kerja, yang dapat memberi inspirasi serta menumbuhkan kreativitas; e) melakukan pembinaan kepada staf dalam upaya menumbuhkan budaya belajar melalui organizational learning memperkuat komitmen dan menjaga loyalitas.

Dalam rangka mencapai perubahan budaya secara efektif, Nevizond Chatab dalam bukunya Profil Budaya Organisasi menawarkan sistem kepemimpinan agar dilaksanakan secara formal maupun informal.Umumnya sistem kepemimpinan bermula dengan apa yang akan dilakukan. Diawali dengan pernyataan misi dan bagaimana melakukannya, yang diawali arahnya dengan pernyataan tata nilai (values), guna mewujudkan visi yang ditetapkan. Misi dilanjutkan dengan goal jangka panjang dan dijabarkan dengan objektif jangka pendek dan kemudian dengan tindakan aksi (program kerja), yang bergerak mulai dari yang lebih luas (broad intent) ke yang specific (specific intent). Tindakan nyata ditunjukkan dengan komitmen pimpinan untuk memberikan dukungan.

Tata nilai (values) ditindak lanjuti dengan strategi, diikuti dengan kebijakan atas strategi yang dipilih. Strategi merupakan satu ‘road map’ yang akan dilalui guna menggerakkan produktivitas, inovasi, dan keunggulan kompetitif untuk mencapai sasaran jangka panjang. Pola gabungan antara seorang ‘pemimpin’, doing the right things dan manajer, doing things right, merupakan kesatuan visi apa yang harus dilakukan untuk mencapai kesuksesan masa depan. Sifat kepemimpinan yang berorientasi pelayanan, keteladanan, dan kerendahan hati merupakan penopang kesuksesan dimaksud.

Pimpinan organisasi harus mampu mengelola perubahan budaya dan tata nilai baru, sebagai komitmen yang dijalankan secara konsisten baik oleh manajer maupun administrator senior, guna memompakan semangat perubahan disertai dengan penyiapan sumber daya pendukung yang dialokasikan. Modifikasi perubahan organisasi dapat dilakukan dengan pilihan tidakan seperti; a) penataan organisasi; b) implementasi sistem dengan berbagai metode keterlibatan orang yang mempunyai kompetensi sekaligus dengan system imbalannya; c) sistem kepemimpinan yang kuat dan gaya kepemimpinan yang mendukung; d) alokasi sumber daya khususnya pemberdayaan SDM; e) sistem informasi dan pemantauan kemajuan perubahan secara ketat; f) Sistem rekruitmen dan seleksi terhadap posisi kepemimpinan kunci yang dapat memberikan contoh dinamika perubahan.

Teori Kepemimpinan dan Tipe-tipe Kepemimpinan

Rumusan tentang kepemimpinan menurut Miftah Thoha adalah, kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Dalam hal ini kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh tata aturan birokrasi. Kepemimpinan bisa terjadi di mana saja, Seorang ulama yang punya pengaruh dan pengikut, sama fungsinya dengan seorang Bupati, atau walikota yang memimpin daerahnya. Seorang ulama atau Kiayi tidak harus menjadi pegawai pemerintahan terlebih dahulu sebelum menjadi seorang ‘pemimpin’. Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tatakrama birokrasi, atau dikaitkan dalam suatu organisasi tertentu maka dinamakan manajemen.

Di dalam manajemen yang menjadi focus pembahasan adalah fungsi perencanaan, pengendalian, pengaturan dan motivasi. Dengan demikian maka seorang manajer dapat saja berperilaku sebagai pemimpin, apabila dia mampu mempengaruhi perilaku orang orang lain untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, seorang ‘leader’ atau pemimpin belum tentu seorang manajer, akan tetapi seorang seorang manajer bisa berprilaku menjadi seorang ‘leader’ atau pemimpin

Secara umum Teori teori untuk menjelaskan tentang pemimpin diuraikan sbb;

1) Teori genetis

Inti dari Teori ini adalah “leaders are born and not made”, bahwa penganut Teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin dilahirkan karena pada dirinya telah tumbuh bakat pemimpin.

2) Teori Sosial

Inti dari Teori ini adalah, “Leaders are made and not born”, bahwa setiap orang dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.

3) Teori Ekologis

Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori social. Penganut Teori ini berpendapat bahwa seorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana yang kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur ditambah dengan pengalaman lainnya yang semakin menguatkan kepemimpinannya.

Dilain pihak Terry mengemukakan Teori kepemimpinan terdiri dari; 1) teori otokratis; 2) teori psikologis; 3) teori sosiologi; 4) teori suportif; 5) teori laizzes faire; 6) teori kelakuan pribadi; 7) teori situasi dan; 8) teori humanistik/populistik.

Teori teori tersebut sangat berhubungan dengan a) tipe kepemimpinan otokratis, b) tipe kepemimpinan militeristis, c) tipe kepemimpinan fathernalistis, d) tipe kepemimpinan kharismatis, e) tipe kepemimpinan demokratis. Secara lebih khusus beberapa tipe kepemimpinan tersebut dapat dijelaskan sbb;

a.Tipe kepemimpinan Otokratis.

Kepemimpinan menurut teori ini berdasarkan atas perintah-perintah, paksaan dan tindakan-tindakan yang arbitrer (sebagai wasit). Pengawasan dilakukan secara ketat, dan fungsionalisasi kerja berdasarkan struktur organisasi tugas tugas. Penentuan kebijakan tidak pernah dikonsultasikan kepada anggota, cenderung bersikap ‘one man show,’ tidak memberikan informasi secara detail mengenai rencana yang akan datang. Ciri-ciri tipe pemimpin adalah; 1) menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi; 2) mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; 3) menganggap bahwa bawahan adalah semata mata sebagai alat semata-mata; 4) tidak mau menerima kritik, saran maupun pendapat orang lain, karena dia menganggap dirinyalah yang paling benar.

b. Tipe kepemimpinan militeristis.

Yang dimaksud dengan tipe militeristis, tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer, artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militer. Seorang bertipe militeristik mempunyai sifat-sifat sbb; 1) dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama. 2) Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya, 3) Senang kepada formalitas yang berlebihan,4) menuntut disiplin yang tinggi dan menuntut kepatuhan mutlak dari bawahan, 5) tidak mau menerima kritik dari bawahan

c. Tipe fathernalistis.

Mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat kebapa an. Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruhnya untuk menggerakkan bawahan mencapai tujuan, tapi kadang kadang pendekatan yang dilakukan terlalu sentimental. Sifat sifat umum bertipe paternalistis 1) menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa, 2) bersikap terlalu melindungi bawahan, 3) jarang ada pelimpahan wewenang karena bawahan tidak terbiasa mengambil keputusan, 4) sering menganggap dirinya maha tahu.

d. Tipe kepemimpinan kharismatis.

Tipe pemimpin seperti ini mempunyai daya tarik yang amat besar, oleh karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Pemimpin yang diberikan kharisma yang demikian besar merupakan berkah yang merupakan ‘supernatural powers’.

e. Tipe kepemimpinan yang demokratis.

Tipe ini merupakan yang terbaik , oleh karena selalu mendahulukan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi. Ciri dari tipe ini adalah 1) Senang menerima saran dan pendapat orang lain, 2) menghargai bawahan sebagai manusia yang mempunyai derajad yang sama, 3) menitik beratkan kerjasama untuk mencapai tujuan, 4) memberikan kesempatan yang luas kepada bawahan untuk lebih maju dan sukses.

Berdasarkan berbagai tulisan mengenai sejarah rasul dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Nabi Besar Muhammad SAW, menampilkan sifat-sifat shidiq, (benar dan jujur dalam tekad dan sikap), amanah, (penuh tanggung jawab), fathonah, (cerdas dan profesional), tabligh (mempunyai kemampuan komunikasi yang handal). Semua sifat tersebut mencerminkan pribadi yang shaleh sebagaimana tampak di dalam kesehariannya, yaitu; jujur, sederhana, rendah hati dan lemah lembut, menepati janji, bijaksana, dan penuh kasih sayang.

Kewajiban Para penyelenggara Negara seperti yang tertulis di dalam Penjelasan Pembukaan UUD 1945, adalah sosok yang berbudi luhur, mempunyai moralitas yang tinggi untuk menjalankan tanggung jawab pemerintahan agar mampu mewujudkan tujuan Negara pasca reformasi yang telah berjalan sewindu sejak tahun 1998, adalah cermin tidak adanya pemahaman dan persepsi yang sama tentang kewajiban moral yang harus di emban oleh

Para elite politik para pemimpin kenegaraan karena telah terkooptasi dengan kehidupan Neoliberalisme dan kapitalisme, materialism dan hedonism yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dan justru menyuburkan budaya KKN. Korupsi adalah penyakit masyarakat harus dibasmi dengan menerapkan pelaksanaan hukum secara keras, dan menjatuhkan hukuman setingginya agar mempunyai effek jera pelaku.


III. PENUTUP

Kesimpulan. Setelah mencermati beberapa kajian tentang pemimpin dan kepemimpinan, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sbb; 1) Fungsi kepemimpinan memiliki dua aspek yaitu fungsi administrasi, dan fungsi sebagai top manajemen; 2) Beberapa teori kepemimpinan yang memberikan pencerahan yaitu teori genetis, teori sosial dan teori ekologis memberikan motivasi yang kuat bahwa semua orang diberikan peluang yang sama menjadi pemimpin yang sukses asalkan mampu berkompetisi mempersiapkan diri sejak dini, sesuai dengan teori pengembangan diri, dan senantiasa meningkatkan kompetensi dibidangnya masing-masing; 3) Agar tugas kepemimpina dapat berjalan dengan baik untuk masa yang akan datang, seorang pemimpin harus mempunyai beberapa kemampuan khusus antara lain, kemampuan analisis, kemampuan fleksibilitas dan kemampuan berkomunikasi; 4) Sebagai insan yang ber akhlak mulia, seorang pemimpin harus berjalan di track yang lurus, senatiasa menyelaraskan kemampuan holistic manusia yaitu antara IQ,EQ,SQ.

Akhirul kalam mengutip pendapat Djoko Santoso Moeljono di dalam Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008), Manajemen Sumber Daya merupakan basis yang kuat untuk mendorong organisasi menerapkan strategi membangun kinerja yang produktif, melalui kepemimpinan yang berorientasi kepada manajemen mutu.

Selasa, 13 Oktober 2009

Mempertahankan Politik Uang: Memperburuk Citra Golkar


Oleh: Abdul Muin Angkat

Kenapa penampilan seorang Ketua umum Partai Golkar terpilih tidak ada greget ketika pimpinan sidang Fadel Muhammad pada dini hari kamis di ANTEVE memberi waktu untuk menyampaikan sambutan ? Sambutan Abu Rizal Bakri yang pakai teks rasanya hambar saja ketika beliau meng klaim bahwa kemenangan Golkar adalah kemenangan untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia ? Ya memang beliau bukan orator yang mampu menyihir seluruh peserta Munas Golkar di Pekan baru tersebut, akan tetapi mungkin suasana kebatinan pemilihannya sudah dinodai 'politik uang' yang disinyalir menjadi ajang untuk meraih suara dukungan. Mudah mudahan seperti apa yang dikatakan oleh Yuddy Chrisnandi salah seorang kandidat Ketua umum di harian kompas tanggal 7 oktober kemarin - - - semoga ada seorang pimpinan DPD yang mau mengeluarkan testimony pembelian suara tersebut.

Sebuah partai politik yang telah berkuasa selama pemerintahan Orde baru lebih 32 tahun, tentu sulit bagi dirinya untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Pemerintah. Mereka selalu ada di dalam kekuasaan duduk sebagai Menteri di dalam Kabinet, termasuk didalam cabinet abu abu 2004 s.d 2009.

Maka ketika didalam Pidato pertanggung jawaban ketua umum Partai Golkar Yusuf Kalla mengatakan bahwa arah dari Partai Golkar akan dipersiapkan untuk menjadi partai oposisi yang kritis objektif dan konstruktif, agar terjadi 'check and balances', maka para petinggi Golkar banyak yang 'kebakaran jenggot' tidak terkecuali Presiden SBY ikut memberi komentar bahwa sikap Ketua umum Golkar menyalahi komitmen yang dibangun karena masih ada 10 hari tersisa umur cabinet sampai kepada pelantikan Presiden RI periode 2009 sd 2014. Padahal yang dimaksud YK adalah Partai Golkar dibawah Ketua umum yang baru.

Bukankah di dalam cabinet Presidentil tidak lazim digunakannya sikap oposisi? Seandainya manuver tersebut hanya sebuah 'move' agar terjadi deal politik masuknya beberapa kader Golkar di dalam cabinet sekarang kita pun mahfum, karena dengan Munas Golkar yang dipercepat tentunya agar posisi tawar 'sang ketua umum' dengan Presiden terpilih menjadi mungkin dan berpeluang. Dan seandainya pemerintahan SBY mau agar parlemen 'tidak gaduh' maka pengamannya adalah sebuah jabatan politik paling tidak satu atau dua jabatan menteri di cabinet mendatang.


POLITIK UANG

Ketiga calon ketua umum Partai Golkar tidak menampik adanya politik uang yang digelar di dalam Munas Golkar di Pekan baru baca, 'Ical, Tommy dan Yuddy bicara Politik & Duit' (Rakyat Merdeka , 8 oktober 2009). Aburizal Bakrie alias Ical mengatakan "meskipun itu terjadi, menurutnya, bukan menjadi jaminan kemenangan." Sementara Tommy secara jujur mengatakan; "Politik uang dalam pemilihan Ketua umum memang terjadi - - kurang etis mengatakan berapa berapanya".

Membaca kedua pendapat tersebut, sungguh kita sangat prihatin, bayangkan pada saat yang sama ratusan meter terjadi antri makanan di Padang untuk mendapatkan makanan akibat gempa yang meluluh lantakkan rumah rumah penduduk, sementara dengan kasat mata di sebuah hotel benbintang terjadi transaksi uang dengan hitungan puluhan hingga ratusan juta harga kolektif sebuah suara yang diperjual belikan agar mendapat dukungan menjadi Ketua umum Partai. Ini berarti apabila sebuah Propinsi mempunyai DPD sebanyak 30, maka kalikan saja nilai nominalnya 30 x ratusan juta , bahkan ada yang mematok 1 milyar untuk satu DPD? dan berapa Propinsi di Indonesia?

Mungkin frasa yang tepat untuk menggambarkan situasi ini adalah terselenggaranya 'bancaan' massal di sebuah 'mall raksasa' untuk bagi bagi duit, justeru dipertontonkan ditengah tengah kesengsaraan dan penderitaan anak bangsa yang sedang sibuk menggali tanah tanah longsor mencari mayat sanak keluarganya, nun di sekitar 700 s.d 800 km, hanya 8 jam perjalanan dari Pekanbaru ke Padang. Masih pantaskah seluruh Pengurus Golkar baik di pusat dan daerah menyandang nama "pemimpin Bangsa" dan selalu berbohong dan membodohi rakyat Indonesia? Bukankah mereka telah melanggar prinsip prinsip dasar dari Penjelasan UUD 1945, yang mengatakan bahwa para penyelenggara Negara harus menjaga moralitas dan tuntutan agar ber akhlak baik, mulia dan berbudi luhur sesuai tuntunan Pancasila sebagai Ideologi Negara? Tidakkah ini juga merupakan kewajiban partai partai politik juga?

Lengkaplah sudah penderitaan bathin rakyat Indonesia karena tidak satupun petinggi Partai yang secara tegas 'melawan' arus pragmatism, materialism yang melanda sendi sendi kehidupan organisasi terutama partai partai politik di Indonesia. Dengan 'pongahnya ' mereka mencari kekuasaan dengan menjual nama 'rakyat' , serta merta setelah kekuasaan mereka peroleh mereka malah meninggalkan rakyat. Ternyata sebutan antara 'penyelenggara negara' dan profiteurs politic hampir tidak ada perbedaan yang signifikan.


BUDAYA SINTERKLAS

Kehidupan Perpolitikan sejak Orde baru yang didominasi oleh Golkar dan seluruh Ormas pendukung tidak terlepas dari hubungan pusat dan daerah. Ketergantungan daerah terhadap pusat sudah sangat lama berlangsung dan sangat sedikit DPD yang mampu mandiri untuk 'survive' kalau tidak berkaloborasi dengan kekuasaan. Bagi daerah yang memenangkan 'Pilkada' jabatan ketua Golkar tentu dirangkap oleh Bupati atau walikota, dan masalah financial pengembangan dan pembiayaan Partai tentu tidak menjadi masalah yang berarti. Sama hal nya dengan di pusat, motif seperti ini tentu juga dilaksanakan dalam skala dan target yang lebih besar.

Kaloborasi antara 'pengusaha' ( baca; HIPMI) dan penguasa sudah lama di praktek kan di tubuh Ormas-ormas keluarga besar Golkar, lama sebelum menjadi Partai Politik, bermula dari idealism untuk membantu pengembangan organisasi sampai kepada bantuan infrastruktur. Pasca Orde baru di era Akbar Tanjung dimana pemilihan ketua umum tidak menjadi kewenangan Dewan Pembina , entah mengapa 'budaya' ini menjelma menjadi 'transaksi ' berdasarkan suara yang diraih. Demokrasi setengah tambah satu yang mengharuskan pemilihan berdasarkan suara terbanyak menjadikan forum Munas menjadi arena politik dagang sapi dimana 'suara' telah diperjual belikan secara nyata berdasarkan jumlah delegasi maupun 'perorangan'. Rasanya kurang 'afdol' kalau delegasi dari DPD tidak membawa 'sesuatu' dari pusat yang merupakan lembaga sinterklas untuk membangun Partai.

Masa transisi lepasnya 'partai golkar' dari genggaman politik dewan Pembina pasca Soeharto ditengarai menjadi awal berlangsungnya 'liberalisasi politik' di Indonesia dan Golkar adalah partai yang telah berhasil meng aktualisasikannya dan menjadi contoh buruk bagi partai lainnya. Tentu yang ikut 'bermain' disini adalah 'para pengusaha' yang jelas mempunyai hitungan matematik agar bisa menguasai sector politik demi kepentingan tertentu yang lebih besar. Cuma, Kalau dahulu 'para pengusaha' dijadikan 'back bond' untuk mendukung penampilan 'seorang pemimpin' baru yang merupakan kader partai, sekarang justeru 'pengusaha' itu sendiri yang tampil untuk dipilih menjadi pemimpin partai. Sayang nya untuk meraih ambisi kekuasaan tersebut selalu menggunakan 'politik machiavellis' tujuan menghalalkan segala cara.


PENUTUP

Dengan terpilihnya Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Golkar salah seorang pengusaha sukses dan masih menjabat Menko Kesra sampai dengan 20 oktober 2009, tentu akan mempersiapkan diri lima tahun kedepan sebagai kandidat Capres pada Pemilu selanjutnya tahun 2014. Saya sungguh 'skeptik' apakah beliau masih mau dan 'sempat ' untuk membangun gedung Partai Golkar 25 tingkat atau mengisi dana abadi partai sampai triliunan rupiah seperti apa yang dijanjikannya? Dan atau apakah konsolidasi internal sungguh menjadi prioritas?

Mental dan moralitas para pimpinan partai, ketua ketua DPD sudah 'rusak berat' rasanya perlu direhabilitasi dengan adanya perubahan total agar dimunculkan pemimpin baru yang muda muda ,lahir dari kaderisasi yang diadakan sangat selektif dan mampu menghilangkan 'virus' money politic yang sangat merusak pembangunan demokrasi politik yang bermoral. Sebab apabila kecenderungan ini tidak segera diamputasi ini akan berakibat fatal bahwa Partai Golkar akan menjadi 'pabrik' lahirnya para pemimpin bangsa yang tidak bermoral, tidak mempunyai kepedulian sosial dan yang pada gilirannya akan menjual Bangsa ini kepada Neo Kolonialisme baru. Rakyat lah yang menentukan secara kritis apakah sebuah partai politik masih diberikan kesempatan hak hidup atau dicabut mandatnya dari bumi persada.






Jumat, 25 September 2009

MENGAPA SAYA HARUS MEMILIH SURYA PALOH MENJADI KETUA UMUM GOLKAR?

Oleh: Abdul Muin Angkat

Problem utama yang dihadapi oleh Partai Golkar menjelang Munas Golkar di Pekanbaru awal oktober nanti adalah problem mencari "jati diri" walaupun pada Munas luar biasa tanggal 9 – 11 juli 1998, dengan semangat reformasi , paradigma baru Partai Golkar telah berubah menjadi "Golkar baru bersatu untuk maju". Bagaimana mengubah Golkar menjadi partai modern yang fokus terhadap masalah inovasi dan 'karya' tapi sebagian dirinya masih dibayangi oleh sejarah masa lalu? Misalnya Visi Misi Ormas pendiri adalah pro rakyat kecil dan pro kesejahteraan justru pelaksanaannya tidak terbukti di masyarakat? Di sisi lain, bukankah RenStra 5 tahunan untuk memenangkan Pemilu 2014 perlu strategi "over houl" untuk menjawab makna golkar baru bersatu, apakah perwujudan federative dengan Orsosmasinal/eks kino atau hanya thematic?

Apakah tidak berisiko dengan strategi maju kedepan, tanpa harus menoleh kemasa lalu dimana 7 kino sebagai pendiri Sekber golkar pernah mengukir sejarah memenangkan Pemilu 1971 dengan dukungan 62,8 %? Dan ternyata setelah 'paradigma' baru dicetuskan 2 (dua) kali Pemilu berturut-turut suara Golkar anjlok sampai 14,5 %? Lebih malang lagi turun sampai 12% pada saat Pilpres dimana sang Ketua umum 'dibiarkan' bertarung sendiri tanpa bantuan mesin politik? Masih punyakah para ketua-ketua DPD Golkar nilai-nilai etika politik, tatkala Ketua umumnya kalah, bukannya minta maaf malah menuntut diadakannya Munas luar biasa dipercepat? Dimana solidaritas kekaryaan dan rasa kekeluargaan yang selama ini melekat di dalam keluarga besar? Ini artinya bahwa thema 'Golkar baru bersatu' perlu dikoreksi karena yang diharapkan 'maju' justru mundur. Bersatu dalam komponen apa dan untuk siapa?


Paradigma Baru yang Setengah Hati

Mengapa Partai Golkar tidak pernah merasa perlu untuk membicarakan masa lalu? Oleh karena para pimpinan partai tidak mau terlibat secara 'emosional' maupun struktural dengan dengan 'ormas pendiri'/ eks kino? 7 kino cukup dikenang dalam catatan sejarah agar tidak merepotkan pimpinan partai. Alasan lainnya bahwa 'Sekber golkar' sudah dilebur ke dalam Golkar sejak tahun 1971, ketika terjadi perubahan nama di dalam Musyawarah kerja Sekber Golkar itu sendiri.

Pada kenyatannya eksistensi Ormas pendiri/eks Kino tetap terpelihara dengan baik walaupun mempunyai kepengurusan ganda. Dimana posisi kader Orsosmasinal/eks kino yang duduk di kepengurusan Golkar? Kenapa mereka tidak peduli sama sekali menjadi faktor mediasi untuk menjembatani kepentingan kelembagaan?

Dari aspek organisatoris seyogianya mereka adalah 'personal' yang tidak lepas dari tanggung jawab meng integrasikan kepentingan 'partai' dengan ormas pendiri, tapi pada kenyataannya 'hubungan kelembagaan' tersebut tidak pernah di sosialisasikan secara serius, mereka lepas tanpa kendali 'bercokol' menjadi orang "Golkar tulen" tanpa ada pengawasan berjalannya pola regenerasi dan rekrutmen politik. Kader kader "jenggot" inilah yang sebenarnya merusak Golkar dari dalam sehingga terjadi pembusukan politik.

Hilangnya 'link' antara orsosmasinal dengan Partai Golkar berakibat tidak berjalannya komunikasi intensif yang digalang oleh orsosmasinal terhadap kontituen. Sebagai ujung tombak pembinaan program-program kemasyarakatan, tidak tampak kegairahan dan semangat kebersamaan yang dulu pernah hidup di masyarakat. Secara individual kader kader orsosmasinal yang sekarang menjadi pimpinan Golkar, hanya sibuk mengamankan posisi nya di dalam golkar tetapi mengabaikan tugasnya membina konstituen di grass root. Mereka telah ikut didalam lingkaran kekuasaan orde baru dan sejak lama telah memanfaatkannya sebesar kepentingan pribadi.


Brand Image Sebagai Partai Rakyat

Apakah lambang partai telah menjadi brand image sebagai partai rakyat yang membela rakyat kecil, miskin, pengangguran dan tertindas, sebagai satu tuntutan sederhana dari masyarakat tentang visi dan misi partai, seperti juga yang menjadi cita-cita ormas pendiri Sekber Golkar, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani, nelayan buruh dan karyawan. Menjadi partai modern dengan label liberal, kapitalis, tidak anti korupsi justru akan menjauhkan diri dari simpati rakyat.

Tiga Kandidat Ketua Umum

Dari sekian banyak tulisan di situs internet menyongsong Munas Partai Golkar di Pekan baru pada awal bulan oktober mendatang, issue yang berkembang hanya berkisar kepada 'siapa' menjadi ketua umum partai. Hal lainnya yang merupakan strategi pengembangan partai kedepan tidak tersentuh untuk dibahas. Persoalan ketua umum menjadi sangat menarik karena figur figur yang dijagokan adalah para saudagar kaya yang ditengarai akan 'menghamburkan' uang nya untuk kepentingan mendapatkan dukungan suara. Kita akan sangat menyayangkan apabila di dalam momentum yang sangat strategis ini issue money politic tetap marak sebagai praktek jual beli suara. Kalau ini yang terjadi maka 'kiamat' kecil akan terjadi dimana reputasi dan wibawa sebuah partai tua akan jatuh sampai ke titik nadir.

Pergeseran nilai solidaritas yang semula berkembang di Ormas pendukung sebagai 'kebijakan' pimpinan pusat membantu ongkos transportasi para utusan dari daerah, telah berubah menjadi dukungan financial yang dihargai sebagai akibat one man one foot, sebuah transaksi demokrasi yang disalah artikan dan disalahgunakan. Benarkah pembelian suara secara massal akan dipertontonkan dengan kasat mata untuk memenangkan sebuah pertempuran meraih jabatan ketua umum? Lalu apa jadinya organisasi semacam ini yang akan kehilangan elan dan semangat kejoangan yang telah diwariskan oleh para pendahulunya?

Perubahan kearah pragmatism politik di dalam 10 tahun terakhir ini menjadikan setiap pertemuan nasional menjadi ajang jual beli dukungan suara, tidak terkecuali pada saat konvensi nasional Golkar sebelum Pemilu 2004. 'Berkecamuknya' uang siluman dengan alasan bantuan kepada DPD, orsosmasinal, maupun personal menjadikan partai Golkar layak dijadikan 'guru' oleh parpol lainnya di dalam soal yang satu ini.

Kembali kepada judul tulisan diatas, mengapa saya mendukung Surya Paloh?

Surya Paloh adalah kader yang merangkak dari bawah. Ia tumbuh dari pengurus ormas FKPPI dan sangat paham tentang perjalanan Sekber Golkar sebagai cikal bakal Partai Golkar. Strategi untuk kembali membesarkan Golkar yang didukung oleh Orsosmasinal dan orsinalmas akan lebih mudah, karena figur tersebut diterima secara acceptable di dalam keluarga besar 'sekber golkar'.

Sebagai sosok nasionalis Surya Paloh sangat mobile untuk membangun dan membesarkan kembali kekuatan Golkar yang terserak. Beliau adalah seorang organisatoris yang telah teruji kemampuan manejemennya mengelola bisnis media nya. Kemampuan komunikasi partisipatoris yang dipunyainya dan rasa kekeluargaan yang tinggi agar dapat menggerakkan kembali kekuatan ormas pendiri, dan ini merupakan prioritas utama dalam rangka konsollidasi internal, untuk lima tahun kedepan.

Figur Abu Rizal Bakrie atau yang sering disebut 'ical', adalah tokoh pengusaha sukses yang pernah menjadi ketua umum HIPMI sebagai organisasi pengusaha muda. Mungkin gaya dan model kepemimpinannya tidak berbeda jauh dari Yusuf Kalla ketua umum Partai Golkar sekarang. Tapi karena motif kekuasaan pada dirinya lebih besar, kelihatannya tidak akan punya waktu cukup untuk mengurusi partai. Pelaksanaan Munas yang dipercepat adalah salah satu indikasi untuk mengejar waktu guna memperbesar bargaining position terhadap 'SBY' untuk melakukan transaksi kekuasaan politik di dalam penyusunan cabinet hasil Pemilu tahun 2009. Ini berarti 'Ical' masih haus kekuasaan, menjadikan Golkar sebagai tunggangan demi ambisi politik tertentu.

Dipihak lain, kekecewaan rakyat Jawa Timur tentang kasus Lapindo yang selama 3 (tiga) tahun belum juga selesai, akan menjadikan Partai Golkar terseret menjadi 'sandera politik' untuk mengamankan kepentingan bisnis keluarga. Tidak ada tanda tanda penyelesaian pembayaran ganti rugi tahap kedua yang sangat didambakan oleh masyarakat setempat, ini merupakan pelanggaran hak azasi manusia yang sangat memprihatinkan karena menyangkut kerugian material, moral, dan harga diri sebagai manusia. Ini merupakan bukti bahwa 'kepentingan bisnis' lebih dominan daripada kepentingan umum sebagai tanggung jawab mahluk individu maupun mahluk sosial. Di sini 'merek' sebuah kepemimpinan menjadi kalis terhadap kekuasaan.

Figur Tommy Soeharto sebagai putra mahkota Cendana, seandainya 'diloloskan' oleh SC Munas secara terpaksa karena kepentingan politis, akan menjadi pesaing 'Ical' dalam hal tawar menawar dan kesiapan menggelontorkan 'dana politik'. Persaingan antara kedua tokoh ini akan 'memecah' suara perolehan dukungan peserta Munas, dan seandainya Tim kampanye Surya Paloh jeli, secara jitu akan memenangkan peperangan ini.

Semoga skenario ini akan menjadi kenyataan sebab tidak bisa dibayangkan apabila Partai Golkar akan ambruk di tahun 2014, terjun bebas hilang dari peredaran di bawah kepemimpinan yang tidak amanah dan mempunyai resistensi yang tinggi sebagian masyarakat Jawa Timur karena sarat akan konflik kepentingan. Kalau ini yang akan terjadi sungguh disayangkan, kita semua akan kehilangan "Partai Kebangsaan," Partai Pejoang, yang senantiasa mengawal Pancasila dan keutuhan NKRI.





Rabu, 16 September 2009

MC DONALD'S ; THE GREENING OF THE GOLDEN ARCHES
Oleh: Abdul Muin Angkat


Kalam :

Sebuah tugas untuk mata kuliah Seminar untuk membahas kasus mutakhir dan membuat executive summary di program S2 , STIE Kusuma Negara Jakarta , oleh Prof.Dr.Mts Arif, MM, MBA, CPW, menggelitik saya untuk menuliskannya dalam Blog saya terutama karena issue kapitalisme global menguras kekayaan Negara berkembang, dan tudingan Markos pemimpin Gerakan Zapatista Meksiko "bahwa neolib menciptakan seluruh dunia menjadi mall".Kalau bermanfaat kita ambil segi positipnya.

  1. THE MAIN PROBLEM
Setelah perang dunia kedua, Richard & Maurice Mc Donald"s didalam mengelola restoran mobil mereka di California disebut DICK MAC DONALD"S Selanjutnya dimulai pada tahun 1954 – 1955. Restoran tersebut dinamai "Golden arches". Problem pertama yang dihadapi adalah , dibutuhkan pelayanan cepat saji, karena animo pelanggan sangat luar biasa sehingga pengunjung antri. Problem kedua, di dalam pengembangan perusahaan kemudian yang timbul adalah masalah sampah, dan pemborosan yang mengakibatkan "kelompok pencinta lingkungan" marah dan sampai sampai mereka memaksa karyawan untuk memungut kertas sisa makanan. Problem ketiga, adalah pembungkus plastik (polystyrene) yang ditengarai berdampak kepada kesehatan, sehingga perlu proses daur ulang ( 200 kota di AS melarang penggunaan kemasan yang tidak bisa di daur ulang). Problem keempat, bagaimana membebaskan polystyrene plastic yang setelah 15 tahun digunakan harus dikembalikan ke pemakaian kertas. Problem kelima, Bagaimana Mc Donald"s merespons "kelompok hijau" yang secara kritis mendesakkan proteksi lingkungan untuk GDP, agar pengelolaan sampah dilakukan secara mandiri di dalam proses daur ulang yang pada gilirannya dapat menghasilkan energy.
Reputasi Mc Donald"s untuk melebarkan sayap perusahaan keseluruh dunia, senantiasa harus menjaga kualitas produk, dan lebih penting lagi tetap konsisten mendukung UU anti plastik serta taat kepada aturan aturan didalam UU lingkungan hidup.

2. ALTERNATIF ACTION
Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan cepat saji, Mc Donald"s meracik menu baru yang praktis dengan menjual hamburger, minuman dan kentang goreng di atas piring kertas. Ternyata waktu pelayanan untuk setiap satu orang dapat dipersingkat menjadi 10 menit.
Sejak tahun 1970 sd 1976 pemakaian pembungkus plastic (polystyrene) harus di daur ulang dengan mengeluarkan dana sebesar 60 miyar dollar AS pertahun serta mengurangi jumlah sampah pembungkus dengan alokasi dana 24 miyar pound. Sebanyak triliunan pound polystyrene yang di daur ulang akan mengeluarkan dana sebesar 75 milyar pound dan 400 milyar pound untuk daur ulang sampah.
Desember 1989 Mc Donald"s mendaur ulang polystyrene dengan mengundang 8 pemasok plastik, Amoco. Biaya yang digelontorkan untuk itu sebesar 16 milyar dollar.
Pada tahun 1995, sebanyak 25 % dari 1 billiun pound polystyrene berhasil di daur ulang sebagai wujud kepedulian sosial yang tinggi terhadap pemeliharaan lingkungan hidup, dan sekaligus melakukan pelatihan bagi pelanggan, dengan alokasi dana 400 milyar dollar perbulan.
Secara umum Mc Donald"s telah mendaur ulang sampah dapur 44%, plastic 14 %, kertas 42 % yang semuanya di rubah menjadi energy.
3. EVALUATION OF ALTERNATIVE
Pengembangan perusahaan setiap tahunnya tumbuh 12 %, sedangkan antara tahun 1970 – 1989 nilai penjualan internasioanal yang di bukukan tahun 1989, mencapai 30 % dari total penjualan 11.500 outlet yang tersebar diseluruh dunia, dan 8000 outlet berada di AS. Mc Donald"s adalah pengecer AS yang paling sukses di pasar internasional.
Walaupun pada tahun 1990 prediksi industri makanan cepat saji lambat, tapi Mc Donald"s tetap memimpin mengasai 30 % pasar dunia. Pertumbuhan penjualan 18,76 Triliun dollar AS.
Selama tahun 1980, dua pesaingnya Wendy"s dan Burger king setiap tahunnya menutup 150 restoran , sementara Mc Donald"s membuka restoran baru setiap 17 jam.
4. ANALYSIS
Di era tahun 1989, produk-produk pertanian di Eropah mengurangi pemakaian pupuk pestisida dan mesin pendingin. Sebanyak 35 % pemasok mendaur ulang hasil pertanian dan peternakan. Hal tersebut
dilakukan dalam rangka memenuhi seruan lingkungan hidup yanh sehat. Sebanyak 700 pemasok pembungkus plastic mendaur ulang polystyrene agar memenuhi standar kesehatan
Pada tahun 1990, EDF (environmental devence fund) yang berpusat di Washington di izinkan meng-analisis pembelanjaaqn benda padat yang berkaitan dengan program kesehatan lingkungan di semua perusahaan Mc Donald"s. Nyatalah bahwa bahwa manajemen perusahaan serius dan care.
Manejemen Mc Donald"s patuh kepada perintah dan otoritas pusat dan semua kebijakan yang diambil diikuti oleh operasional internasional, kecuali ada jaminan dari pemasaran spesifikdari suatu Negara.
Seperti kasus Jerman, tuntutan konsumen sering berubah ubah, dari plastic kembali ke kertas. Akan tetapi yang sangat mengembirakan adalah pelanggan jerman sangat care terhadap barang ramah lingkungan . Pelanggan rela membayar lebih, apabila memenuhi selera pasar. Misalnya tentang kemasan bungkus di super market, termasuk bir menjadi menu yang disesuaikan dengan interior panel kayu.
Mc Donald"s merupakan operator restoran yang maju di jerman, dengan pemenuham 320 outlet. Penjualan tahunan diatas 580 juta dollar.

5. ACTION PLAN
Mc Donald"s Jerman dan Belland menginvestasikan dana sebesar 1,7 jt dollar untuk pengembangan proyek pemisahan dan daur ulang pembungkus. Proses tersebut dilakukan dengan cara pemecahan polymer, agar bahan kimia dari bahan lainnya aman bagi kesehatan manusia.
Dengan teknologi BTA, penggunaan mikro organism dapat berubah cairan sampah organic menjadi biogas (jernih). Disamping itu teknologi BTA juga dapat digunakan menjadi sumber energy dan 2/3 dapat dijual kepasar. Sampah organic padat dapat dijadikan kompos bebas metal berat, untuk pertanian.
Seperti system perputaran bekerja, sebuah BTA menanam dengan atase unit daur ulang belland akan memerlukan 20.000 metrik tonase. Hanya ada satu tempat percobaan di Jerman, setelah melalui pertimbangan biaya, waktu dan logistic. Negara telah merencanakan akan membangun 15 tanaman operasional dalam radius 150 km(30 mil) setiap kota utama, dengan nilai investasi 150 juta dollar. Negosiasi kearah itu kearah itu sedang berjalan, terutama dengan produsen sampah utama lain, termasuk rumah sakit, bandara, stadion, hotel dan restoran.
Di Jerman rata-rata biaya menangani satu metric tonase ditempat pembuangan sampah pada tahun 1990 adalah 120 dollar, untuk pembakaran sebuah tonase mencapai 150 dollar. Biaya menarik tonase sampah adalah 77 dollar. Akan tetapi jugaq tergantung kepada berapa tanaman dapat didirikan dan bagaimana jaringan pelayanan distribusinya dapat di disain. Semua harga telah diprediksi akan mengalami kenaikan dua kali lipat dalam 2 sd 4 tahun kedepan.
6. RECOMENDATION
Mc Donald"s dalam hal menjagaq reputasi serta tangung jawab sosial yang tinggi, guna memperluas kekuatan bisnis di dunia dan secara fleksible selalu melakukan perubahan yang dibutuhkan.Hal hal lain yang perlu diperhatikan adalah;
  1. Konsisten terhadap mutu produk diseluruh dunia dan menolak setiap pelanggaran anti plastik.

  2. Manejemen puncak ditingkat pusat sangat menetukan kualitas pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan lingkungan hidup dan tetap menjaga kepuasan pelanggan terutama terhadap produk makanan siap saji Mc Donald"s.

  3. Berdasarkan hasil diskusi perusahaan-perusahaan mesin sampah dan paqra ahli yang lain, sebuah proses lima langkah akan diperlukan , jika sampah tidak tertanggulangi di pembuangan atau pembakaran untuk mmengurangi hampir kosong.
    • Sampah dibungkus siap untuk dikirim, Bumbu bumbu dikirim kesetiap restoran dan sebaiknya pembungkus hanya digunakan untuk membungkus makanan sendiri, sesuai dengan standarisasi.
    • Tidak perlu dibungkus, yang untuk dirumah dan yang dibawa untuk dijual. Untuk mengurangi sampah.
    • Pelanggan atau karyawan Mc Donald"s mengurangi sampah-sampah seperti kardus, plastic, dan kaleng untuk melakukan system pengelompokan dan daur ulaqng yang tersedia.
    • Sisa ncampuran sampah terutama sampah kertas, plastic dan makanan. Kemudian akan diolah dengan system integritas dan plastic dihancurkan secara kimiawi untuk didaur ulang, dan sampah organic dijadikan kompos dan biogas.
    • Yang merupakan sampah baru yang hanya Cacat sedikit digunakan kembali dalam restoran sebagai sumber bahan buatan aspal di jalan, dan sumber energy untuk toko.