Kalam;
SBY adalah presiden Indonesia yang sangat tersohor, dan pada performance nya yang begitu memukau, rakyat Indonesia merasa sangat antusias memilih menjadi Presiden nya untuk kedua kali. Bayangkan dengan suara tidak kurang dari 60 persen rakyat mendukung menjadi Presiden untuk kedua kalinya.
Tapi yang terjadi setelah terpilih hanya pencitraan demi pencitraan, seolah-olah dengan modal dukungan rakyat SBY tidak berani melakukan kebijakannya untuk menjalankan pemerintahan dan memimpin Negara sebagaimana yang telah di atur di dalam pembukaan UUD 1945. SBY tersandera oleh kepentingan partai politik lainnya; Sekretariat bersama partai politik!!!
Decision making! Itulah persoalan besar dari Ilmu Manejemen. Kekurang cepatan dan ketidak tepatan untuk mengambil keputusan adalah persoalan yang tidak putus-putusnya di dalam suatu Negara. Persoalan bangsa ini terlalu banyak yang di tunda dan menumpuk tanpa ada penyelesaian. Bukankan seorang pemimpin harus mampu menjalankan organizing, actuating,sincronizing, serta controlling? Tapi mengapa yang dipertontonkan adalah pembiaran dan pendiaman? Negara ini seolah-olah ada dan tiada. Tanpa ada Presiden, rakyat toh bisa bekerja dan cari makan sendiri. "auto pilot" telah terjadi begitu lama di Negara ini tanpa disadari.
Apa yang dilakukan SBY terhadap Negara ini ?Rasanya tidak ada sesuatu pun yang terkesan di dalam hati rakyatnya. Apalagi kalau dibandingkan dengan Bapak pembangunan Soeharto. Untuk itulah tulisan Hendri Saparini, Kompas 22 nopember 2011 kita masukkan di Blog muin_angkat blogspot.com. semoga bermanfaat.
KTT ke -19 ASEAN di Nusa Dua Bali, pekan lalu merupakan pertemuan pemimpin ASEAN kedua tahun ini setelah sebelumnya dilaksanakan di Jakarta, Mei 2011.
KTT ASEAN kali ini menarik disimak karena dibarengi KTT ASEAN Plus Three (Jepang, China, dan Korsel) pada 18 november. Pada 19 nopember, dilanjutkan dengan KTT ke-6 Asia Timur yang dihadiri para pemimpin ASEAN serta Australia, China, India, Jepang, Korsel, Selandia Baru, Rusia dan AS. Hampir semua Negara yang hadir dalam rangkaian KTT ASEAN di Bali telah memiliki kemitraan komprehensif dengan Negara-negara yang hadir. Indonesia termasuk sangat agresif, misalnya lewat economic partnership agreement (EPA) dengan Jepang dan Comprehensif partnership dengan AS.
Posisi ASEAN
ASEAN mempunyai posisi sangat penting bagi ekonomi dunia dan akan menjadi penentu bagi masa depan Asia Timur dalam menggeser hegemoni economy dunia. ASEAN penting karena akan menjadi pendukung ekonomi Negara industry Asia seperti China, India, Korsel, Jepang, Australia dan Selandia Baru.
Bagi China Negara-negara ASEAN adalah pemasok berbagai kebutuhan energy dan bahan baku. Bagi ASEAN China juga pasar penting bagi ekspor mereka. ASEAN juga penting bagi India karena 99 persen ekspor minyak mentah Brunei untuk India. Sedangkan untuk CPO,88 persen ekspor Kamboja dan 58 persen ekspor Indonesia di tujukan ke India.
ASEAN akan semakin penting jika ASEAN Community 2015, di implementasikan. Di bidang ekonomi, bersatunya ASEAN dinilai sangat penting bagi Negara mitra karena dengan penduduk 558 juta, ASEAN akan menjadi pasar tunggal raksasa dan dengan tenaga kerja serta kekayaan alamnya akan menjadi basis produksi yang menjanjikan.
Integrasi ekonomi ASEAN, akan berarti dihapuskannya semua hambatan investasi dan perdagangan, baik tariff maupun non tariff, serta diharmonisasikan dan disederhanakannya bebagai regulasi. Sebagai pasar tunggal dan basis produksi, pembangunan infrastruktur jadi penting untuk memperlancar aliran barang dan jasa, modal, maupun tenaga kerja dikawasan ini.
Itu sebabnya, Malaysia tak berhenti membujuk Indonesia membangun jembatan Selat Malaka m yang menghubungkan Sumatera dan Malaka, sepanjang 48,09 km dari jembatan sepanjang 127,93 km ini berada di wilayah Malaysia dan 72,24 km berada diwilayah Indonesia. Alasan sama juga mendasari ngototnya China membangun jembatan di Selat Sunda yang akan menyambungkan Sumatera dan Jawa karena akan menyambung rel kereta api yang telah dibangun hingga Thailand untuk menguasai pasar ASEAN.
Tawaran China dan Malaysia tentu bukan tawaran tanpa didasari strategi matang atas benefit yang akan diperoleh. Bayangkan membangun dan mengoperasikan jalan tol dengan tawaran 80 dollar AS perkendaraan sekali jalan tentu sebuah bisnis yang menggiurkan. Apalagi di era ASEAN 2015, aka nada potensi keuntungan jauh lebih besar. Murahnya transportasi barang akan mendukung industry manufaktur Malaysia. Juga akan menjadikan Sumatera sebagai pasar semakin potensial bagi industry parawisata, jasa pendidikan dan kesehatan Malaysia.
Baik China maupun Malaysia akan menggunakan berbagai cara untuk mewujudkan mimpinya, termasuk menggunakan secara maksimal forum KTT ASEAN untuk menggulirkan isuue konektivitas ASEAN. Demikian juga Jepang, Australia, India dan AS. Kehadiran mereka dalam rangkaian KTT ASEAN ini tentu amat sangat penting untuk menjamin bahwa arah kebijakan ekonomi ASEAN akan memberikan manfaat bagi mereka.
Posisi Indonesia
Lalu, di mana posisi Indonesia? Apa yang tengah di impikan dan disiapkan Indonesia menyongsong ASEAN 2015 ? Apa pula mimpi Indonesia di Asia fasifik atau dunia? Tentu Indonesia punya pilihan untuk aktif memosisikan diri atau pasif untuk diposisikan. Pencapaian China jadi Negara dengan produk manufaktur paling kompetitif di dunia adalah wujud mimpi China puluhan tahun lalu. Keberhasilan Singapura jadi Negara industry jasa yang sangat kompetitif juga buah dari upaya aktif untuk mewujudkan mimpi itu.
Sulit untuk tidak mengatakan mimpi Indonesia terlalu sederhana dan tak banyak. Jangan-jangan hanya sekedar menaikkan posisinya dalam G-20. Toh, dengan strategi saat ini, ekonomi tetap tumbuh, porsi investasi dan ekspor juga semakin besar. Dengan PDB yang meningkat, PDB per kapita juga akan meningkat.
Memang tak ada yang salah. Hanya akan salah apabila perubahan struktur ekspor Indonesia yang kini 70 persen komoditas primer, sementara 1980-1990 cukup besar porsi produk olahan unggulan Indonesia, bukan kita anggap sebuah kemunduran. Baru kita anggap keliru apabila hasil pembangunan ekonomi 60 persen dinikmati oleh kurang dari 16 persen penduduk dan menghasilkan indeks pembangunan manusia dibawah standar dunia!
Bukankah ini justru mimpi buruk? Jika mau jujur, Indonesia saat ini sangat menikmati dan membiarkan Negara-negara lain maupun industry-industri raksasa dunia mewujudkan mimpi-mimpi mereka untuk Indonesia. Indonesia terlalu lelap tidur sampai lupa membangun mimpi untuk dirinya sendiri. Membuka diri dan aktif dalam kerjasama ekonomi global, regional, maupun bilateral memang perlu karena ada potensi manfaat di dalamnya.
Namun, dalam setiap kerjasama ekonomi unsure persaingan dalam mendapatkan benefit lebih besar tak akan pernah hilang. Setiap Negara akan membawa dokumen strategi dalam setiap perundingan agar mendukung mimpinya. Kehadiran Barack Obama dan Hu Jintao ke Bali tentu bukan sekedar memenuhi undangan Indonesia yang tahun ini menjadi ketua ASEAN. Kedua Negara tersebut, sebagaimana Negara lainnya, dipastikan akan memanfaatkan panggung KTT ASEAN untuk saling lobi dan saling adu pengaruh di ASEAN. Tanpa mimpi yang jelas, apa yang akan dikejar Indonesia dalam KTT ASEAN? Pasti bukan sekedar predikat ketua dan tuan rumah yang baik. Tetapi apa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar